Shinta Dhanuwardoyo: Berbisnis Karena Merasa Tertantang
Tanpa background ilmu komputer atau teknologi informasi, Shinta Dhanuwardoyo (43) justru mengembangkan bisnis digital agency dan mendirikan PT Bubu Kreasi Perdana. Dari merasa tertantang untuk dirinya sendiri, sekarang bisnisnya berkembang pesat. Ia ingin membawa Indonesia juga masuk peta digital dunia.
Awalnya Shinta ingin melanjutkan studi MBA di International Business di Portland State University. Tetapi karena masih punya tiga orang adik yang juga mesti dibiayai, ayahnya meminta ia mencari sokongan dana sendiri.
Lulusan arsitektur dari University of Oregon ini lalu mendapat pekerjaan di laboratorium komputer kampus, dan mendapatkan uang tambahan untuk melanjutkan studinya. Dari sinilah ia mengenal dunia internet yang tahun 1995 itu baru mulai bertumbuh. Shinta lalu merasa tertantang, jatuh cinta, dan kemudian memelajari seluk-beluk internet lebih dalam.
"Waktu lulus arsitektur, saya bilang ke orangtua, bahwa saya tidak mau jadi arsitek. Saya mau bisnis," ujarnya tegas.
Begitu kembali ke Indonesia, ia mendirikan PT Bubu Kreasi Perdana atau lebih dikenal dengan sebutan Bubu. Alasannya, biar kedengarannya simpel, dan mudah diingat. Waktu itu, bisnis dunia digital masih didominasi oleh kaum pria.
Suatu kali, dalam sebuah pameran seorang pengunjung bersikeras bertanya padanya. "Saya mau bertemu dengan CEO atau pendiri perusahan ini," yang dijawab lugas oleh Shinta dengan apa yang bisa ia bantu. Pertanyaan itu terus berulang sampai dia mengatakan dialah pendiri dan CEO dari perusahaan Bubu.
"Dunia dotcom sudah identik dengan dunia pria, tapi buat saya lagi-lagi ini tantangan," ungkapnya beralasan.
Shinta mengaku menjalani bisnis dari hati, jadi saat jatuh pun mesti tetap bangkit. Bubu menapak jalannya sebagai digital agency yang punya klien dari perusahaan besar, seperti Telkom, Unilever, dan Mead Johnson. Pegawai yang dibawahinya sudah mencapai 80 orang.
Setelah beberapa tahun, misi Shinta lalu ingin membuat Indonesia dianggap oleh dunia sebagai negara digital. Soalnya, pengguna internet di tanah air cukup besar, apalagi pengguna media sosial seperti Facebook dan Twitter.
Dia kemudian menggelar beberapa event besar, seperti penyelenggaraan Bubu Award dan agenda tahunan dengan menghadirkan pembicara dari pengusaha besar seperti Google, Yahoo, Facebook, Twitter, dan sejenisnya.
"Tahun ini akan menjadi lebih besar lagi, dan saya turut undang beberapa pebisnis pemula yang karyanya menjanjikan untuk bisa masuk kelas dunia," ujarnya memaparkan. Impiannya, Bubu tidak hanya dikenal di Indonesia tapi juga merambah sampai ke berbagai negara.
Shinta tahu betul perjalanannya menjalankan bisnis di dunia digital masih akan panjang dan terbuka. Beruntung ia mendapat dukungan dari keluarga. Ibu dua anak ini mengaku suaminya berperan cukup besar, dan keduanya saling berbagi karena sama-sama bergerak di bidang bisnis.
Oleh karena semangat kewirausahaannya itu, Shinta masuk dalam daftar Inspiring Women 2013 Honor Roll majalah Forbes Indonesia, bersama Antarina S.F. Amir (CEO Highscope Indonesia), Risa Suseanty (atlet), Naning Adiningsih (Chairwoman Green Building Council of Indonesia), Yenny Wahid (Chairwoman PKBIB), Dewi Fortuna Anwar (Chairwoman Institute for Democracy and Human Rights, Habibie Center), Anggun (penyanyi), Tri Mumpuni (Executive Director People Centered Economic and Business Institute), Anne Avantie (desainer), dan Wendy Yap (Chief Executive Nippon Indosari Corpindo).
Sumber: kompas.com
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar