Budaya "Memaafkan" Perempuan Indonesia Masih Tinggi
Ilustrasi.
Musisi perempuan Indonesia Oppy (Oppie) Andaresta prihatin atas budaya "memaafkan" perempuan yang masih tinggi di Indonesia. Menurutnya, dengan bersikap demikian perempuan akan semakin terpojok dengan berbagai kasus kekerasan maupun pelecehan seksual yang dialaminya.
Sikap "memaafkan" yang Oppie sampaikan merupakan sikap pribadi secara umum perempuan Indonesia yang menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual. Banyak korban merasa tidak berdaya dan pada akhirnya hanya "memaafkan" pelaku kekerasan dan pelecehan terhadap dirinya.
"Di Flores, bahkan anak perempuan yang mendapat pelecehan seksual dari ayah kandungnya sendiri harus dimarahi oleh ibunya karena dianggap penyebab ayahnya masuk penjara," kata Oppie kepada Kompas.com setelah membawakan lagu I Am Single and Verry Happy dalam acara 1 Billion Rising for Justice di Monas, Jumat (14/22/2014).
Dalam acara tersebut, Oppie juga menjelaskan bahwa pelaku kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan tidak lagi dari orang "luar", atau orang asing, melainkan dari anggota keluarga sendiri.
Perempuan yang menjadi korban juga kerap kali enggan melaporkan kejadian tersebut dengan alasan aib, takut, dan kekhawatiran tidak ada yang mau mendukung.
Pandangan Oppie juga disetujui oleh anggota Komisioner Komnas Perempuan, Andy Yentriyani yang juga hadir dalam acara 1 Billion Rising for Justice. Menurutnya, perempuan akan berani bersuara memperjuangkan keadilan dari kekerasan dan pelecehan seksual apabila lingkungan sekitarnya ikut mendukung.
"Keluarga dan masyarakat juga harus mendukung. Perempuan tidak akan mau berani bersuara kalau lingkungannya juga tidak mendukung. Banyak yang masih berpikir kalau dia melapor bukannya dilindungi tapi malah disalah-salahkan," jelasnya.
Baca Selengkapnya ....