Ini Kata Pria Tentang Arisan!

Posted by Unknown Sabtu, 07 Desember 2013 0 komentar
Ini Kata Pria Tentang Arisan
Arisan seringkali jadi ajang bergosip yang membuat Anda lupa waktu

Arisan umumnya dilakukan perempuan bersama dengan teman-teman dekatnya. Biasanya kumpul-kumpul ini dilakukan setiap sebulan sekali sembari mengocok arisan. Kalau perempuan sangat setuju dengan yang satu ini, lantas bagaimana pendapat pria tentang aktivitas ini?

Sebenarnya, para pria tidak melarang perempuan untuk bergabung dalam arisan. Lima dari lima orang pria yang disurvei Kompas Female setuju bahwa arisan punya manfaat positif. "Kalau merujuk manfaatnya, arisan itu sebenarnya positif karena bisa membantu perempuan untuk bersosialisasi dengan teman-temannya," ungkap Imaddudin, karyawan swasta di Jakarta kepada Kompas Female.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ricky Alexander, seorang dokter. "Saya setuju banget dengan adanya arisan, karena dengan ajang kumpul-kumpul seperti ini bisa mempererat hubungan pertemanan. Ditambah lagi bisa nabung juga kan sambil nunggu kocokan arisannya keluar," paparnya.

Pernyataan ini juga disetujui oleh Daniel Erondlint yang mengungkapkan bahwa arisan memungkinkan Anda untuk bertemu teman-teman lama yang sulit ditemui.

Senada dengan pria-pria tersebut, psikolog anak dan keluarga, Roslina Verauli juga mengungkapkan bahwa arisan sebenarnya adalah aktivitas yang sehat secara emosi, psikologis, dan juga mental. "Salah satu ciri orang yang sehat secara emosi, psikologis, dan mental adalah orang yang bisa menjalin pertemanan dengan hangat, salah satunya lewat arisan. Dengan demikian hubungan Anda dan teman yang lain bisa jadi lebih intim," jelasnya kepada Kompas Female.

Meski para pria sebenarnya cukup mendukung arisan, mereka juga memiliki ganjalan tersendiri. Mereka bahkan juga sepakat bahwa seringkali arisan ini menjadi sebuah aktivitas yang bersifat negatif. Tiga dari lima responden pria ini mengaku bahwa arisan-arisan sekarang ini sudah mulai mengarah kepada hal negatif yang cukup meresahkan.

Imaddudin menambahkan bahwa sekarang ini, arisan perempuan masa kini justru tak hanya sekadar ajang kumpul biasa, tapi juga dibumbui dengan banyak gosip. "Selain itu, arisan sekarang ini juga sering jadi ajang pamer barang-barang baru yang dimilikinya, kalau sudah begitu ujung-ujungnya jadi sirik dan bersaing satu sama lain," paparnya.

Sisi negatif lainnya dari arisan perempuan juga diutarakan oleh Rudy Wibowo, seorang karyawan swasta di Jakarta kepada Kompas Female. "Arisan itu cara nabung yang salah. Karena ketika dapat uang arisan, pasti uangnya langsung dibelanjakan dan dihabiskan. Ibaratnya dapat rejeki lebih, padahal nggak juga tapi justru belanja makin banyak dan jadi lebih konsumtif," ungkapnya.

Selain itu pria juga sedikit atau banyak, sisi negatif dari arisan adalah buang-buang waktu. "Kalau sudah arisan dan ketemu banyak temannya, perempuan pasti ngobrol sana-sini dan lupa waktu. Padahal ada banyak hal lain yang bisa dilakukan tapi jadi terbengkalai karena keasyikan ngobrol saat arisan," kata Emannuel Suhartono, seorang karyawan swasta.  

Lalu apa harapan para pria saat melihat pasangannya arisan? Sederhana saja,kebanyakan mereka berharap agar arisan tidak dibumbui dengan terlalu banyak gosip, ingat waktu, tidak pamer, tidak terlalu sering dilakukan, dan tidak terlalu banyak mengikuti arisan.

Sumber: kompas.com

Baca Selengkapnya ....

Agar Arisan Tak Menjadi Ajang Pamer

Posted by Unknown 0 komentar

Agar Arisan Tak Menjadi Ajang Pamer 
Arisan sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak puluhan tahun lalu. Dulu, kegiatan ini umumnya di lakukan di rumah anggota arisan, namun di era modern ini arisan sering dilakukan di mal, restoran, atau bahkan hotel.

Yang membedakan arisan dulu dan sekarang adalah "kehebohan" dandanan para peserta arisan karena umumnya acara arisan memiliki aturan berbusana alias dresscode. Hal itu tidak berlaku di arisan sosialitas saja, bahkan arisan "biasa" yang diikuti ibu-ibu RT pun kini juga mencantumkan dresscode.

Tak heran jika saat arisan para peserta sibuk mempersiapkan diri dan busana yang akan dipakai. Bukan hanya memilih baju dan sepatu yang sesuai, aksesori dan tas pun kalau bisa harus yang branded. Wajar jika kemudian muncul anggapan bahwa arisan menjadi ajang pamer.

Psikolog Sani B.Hermawan, mengatakan, arisan pada dasarnya berangkat dari kebutuhan individu untuk bertemu dengan sesamanya, untuk bersosialisasi. Hanya saja motifnya kemudian berkembang. Ada yang ingin kumpul-kumpul saja, ingin bergosip, pengajian, atau memang jadi ajang pamer.

"Baik buruknya manfaat itu arisan tergantung pada anggota yang ikut arisan dan apa motif dari arisan yang diikuti," ujar Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani ini ketika dihubungi KompasFemale beberapa waktu lalu.

Sani mencontohkan, jika motifnya memang untuk pamer, maka biasanya setiap anggota akan selalu hadir dengan busana atau aksesori terbaru dan kalau bisa bermerek. Bahkan ada yang terpaksa harus membeli barang bermerek yang bekas atau palsu supaya diterima oleh anggota lainnya. Ini berbahaya, karena kalau ketahuan akan dicemooh dan jadi bahan perbincangan.

"Namun, ada juga yang motifnya dari awal memang positif. Seperti ingin memperluas jejaring pertemanan dan sekadar refreshing dan rileks," katanya.

Ia menambahkan, arisan akan menjadi negatif bila motifnya bersifat pribadi. Misalkan, ketika bertemu teman yang lebih kaya dan kemudian merasa paling miskin dan sedih, ini tentunya tidak baik. Atau kemudian menjadi membanding-bandingkan harta yang dimiliki dengan orang lain, ini justru akan membuat seseorang merasa terpuruk.

"Arisan yang baik adalah ketika ikut di dalamnya kita menjadi lebih rileks dan ketika pulang mood menjadi lebih baik," ungkapnya.

Tentang arisan ini, Sani menganjurkan setiap wanita bisa melihat pada karakter dan kepribadian masing-masing sebelum menentukan ikut sebuah arisan atau tidak. Jika merasa cocok dan bernilai positif, kenapa tidak. Begitu juga sebaliknya.

Sumber: kompas.com

Baca Selengkapnya ....

Kapan Malam Terbaik untuk Bercinta?

Posted by Unknown 0 komentar

Kapan Malam Terbaik untuk Bercinta 

Segera periksa dan tandai kalender Anda. Sebuah penelitian menunjukkan, sekitar hari ke-14 setelah siklus menstruasi merupakan waktu paling tepat paling bercinta. Jika Anda berhubungan seks pada saat ini, kemungkinan untuk orgasme lebih besar.

Ternyata ada alasannya mengapa waktu tersebut dianggap paling tepat. Menurut penelitian, hari ke-14 setelah menstruasi kondisi organ klitoris lebih besar 20 persen dibanding hari lainnya. Tak heran jika setiap rangsangan akan memberikan sensasi lebih maksimal.

Penelitian tersebut dilakukan oleh tim dari Italia terhadap 24 wanita berusia 18-35 tahun. Pemeriksaan dilakukan melalui alat USG untuk mengukur pembuluh darah ke bagian klitoris.

Hari ke-14 juga merupakan masa terjadinya ovulasi atau kita kenal dengan masa subur. Sehingga masuk akal jika tubuh kita memberikan respon demikian untuk meningkatkan peluang kehamilan.

Para responden yang sudah menikah juga mengakui mereka hampir selalu berhubungan seksual ketika sedang masa subur.

Menurut Cesare Battaglia, PhD, salah satu peneliti, peningkatan kadar estradiol atau estrogen alami pada masa subur mungkin menjadi penyebab perubahan pada klitoris tersebut.

Meski begitu Anda tak perlu menjelaskan hal ini pada suami, hanya segera jadwalkan untuk bercinta pada hari ke-14 dari siklus Anda.

Sumber :WomensHealth

Baca Selengkapnya ....

Gizi untuk Bikin Lebih Konsentrasi

Posted by Unknown Jumat, 06 Desember 2013 0 komentar

Ilustrasi bekerja di kantor

Kesibukan dan tekanan pekerjaan kerap menimbulkan banyak masalah. Gangguan kesehatan mulai dari stres hingga ancaman kekurangan nutrisi dapat menurunkan produktivitas di tempat kerja. Kondisi kesehatan pun rentan mengalami penurunan dan membuat tubuh rentan terhadap penyakit.

Untuk mengantisipasi masalah ini, para pekerja kantoran mesti 'lebih melek' soal pentingnya asupan gizi dan nutrisi.  Karena faktanya, faktor nutrisi memegang peran sangat penting dalam menunjang produktivitas di kantor.  

Menurut spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Samuel Oetoro, mereka yang selalu sibuk di kantor tak boleh menyepelekan asupan gizi karena berdampak pada menurunnya kemampuan berpikir dan  produktivitas.

Oetoro memaparkan, kebutuhan kalori manusia per hari rata-rata adalah sekitar 2.000-2.300 untuk pria, dan 1.500-1.800 untuk wanita. Namun mencukupi kebutuhan kalori saja belum cukup untuk menjaga produktivitas,  Ia menekankan, perlunya memberi perhatian khusus pada asupan nutrisi, khususnya gizi yang lengkap dan seimbang.  

"Nutrisi yang lengkap dan seimbang itu terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Sumbernya pun perlu diperhatikan untuk mendapatkan zat gizi yang lebih sehat," ujarnya kepada Kompas Health.

Samuel menjelaskan, sumber nutrisi yang sehat bisa berasal dari pilihan makanan-makanan tertentu yang lebih sehat. Pemilihan jenis makanan ini menjadi poin krusial karena meski jumlah kalori yang disarankan sudah tercukupi, namun jika pilihan makanannya keliru, produktivitas tetap akan menurun.

Makanan apa yang baik?

Samuel memaparkan beberapa kiat bagi "orang kantoran" dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya setiap hari. Misalnya, untuk asupan karbohidrat, perlu dipilih yang memiliki indeks glikemik rendah atau karbohidrat kompleks, yaitu nasi merah atau kentang dengan kulitnya.

Ia juga menegaskan perlunya menghindari jenis makanan yang mengandung karbohidrat sederhana seperti gula atau makanan yang banyak mengandung tepung. Makanan tersebut, kata dia, justru merugikankarena dapat berkontribusi dalam mengurangi daya pikir dan konsentrasi.

Untuk lemak, Samuel lebih menyarankan asupannya berasal dari lemak sehat yang kaya asam lemak tak jenuh semisal omega 3 seperti minyak ikan, omega 6 seperti kedelai, dan omega 9 seperti minyak zaitun. Dan lemak yang perlu dihindari, lanjut dia, yaitu yang berasal dari gorengan, daging merah, atau pun makanan laut.

Zat gizi lainnya yang tak kalah penting yaitu protein, Samuel menyarankan untuk menyeimbangkannya antara asupan protein nabati dan hewani. Protein nabati berasal dari kacang-kacangan, sedangkan protein hewani didapatkan dari daging ayam tanpa kulit.

"Selain itu, perbanyak juga konsumsi sayur dan buah untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral," saran Samuel.

Diet tinggi protein

Selain ancaman kekurangan gizi, masalah yang kerap dihadapi kaum pekerja kantoran adalah perasaan mudah lapar. Tak heran jika banyak pekerja kantoran yang dari tahun ke tahun berat badannya terus mengalami peningkatan.
Untuk menyiasati rasa lapar yang kerap menyerang di tempat kerja, pakar gizi Fiastuti Witjaksono, menyarankan pola makan tinggi protein. "Kalau biasanya kita disarankan untuk mengasup protein 15-20 persen, untuk diet khusus ini konsumsilah protein sampai 40 persen dari total kalori," katanya.

Kebutuhan protein tersebut bisa didapatkan dari beragam sumber seperti putih telur, ikan, kacang-kacangan, atau susu tinggi protein. Agar lebih efektif, Fiatuti menganjurkan untuk mengkombinasikan protein dengan serat.

Meski begitu, diet tinggi protein ini tidak disarankan untuk dilakukan setiap hari. "Kita bisa memilihnya saat sarapan atau malam hari sebagai menu makan malam di saat harus lembur," katanya.

Faktanya, mencukupi kebutuhan nutrisi terutama protein memang penting artinya bagi kemampuan berpikir dan konsentrasi. Sebuah studi terbaru menunjukkan, asupan nutrisi khususnya protein memiliki peran dalam membantu mendukung daya pikir dan konsentrasi.

Riset yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition 2013 edisi online menemukan, pemberian suplemen makanan protein  dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif khususnya bagi orang dewasa.  Studi  para ahli dari Departemen Psikiatri, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Putra Malaysia ini melibatkan 46 peserta yang dibagi menjadi dua kelompok secara acak. Peserta terdiri dari wanita dan pria yang berusia antara 35 hingga 65 tahun. Peserta tidak memiliki penyakit apapun yang membutuhkan pengobatan.

Para peneliti ini memberikan dua perlakuan pada peserta, kelompok pertama diberi suplemen protein dari saripati ayam (essence of chicken) selama enam minggu. Sementara kelompok lainnya diberi plasebo sebagai pembanding.

Pada awal dan akhir pemberian perlakuan, para peserta menjalani tes untuk menentukan fungsi kognitif mereka seperti tes perhatian dan daya ingat. Hasilnya, secara keseluruhan, peserta yang diberi suplemen protein memiliki skor yang lebih baik setelah diberi perlakuan dibandingkan dengan kelompok plasebo. Ini artinya, suplemen protein memiliki peran untuk meningkatkan fungsi otak yang mengatur daya konsentrasi dan fungsi kognitif pada orang dewasa sehat.

Sumber: kompas.com

Baca Selengkapnya ....

"Bersosialisasi", Cara Penting untuk Sehat

Posted by Unknown 0 komentar

Pilihlah teman yang memiliki peranan baik untuk hidup Anda.

Dalam buku Age Smart  karangan Jeffrey Rosensweig, PH.D, Betty Lu, ada cerita tentang pentingnya hubungan seseorang dengan orang lain  dalam kehidupan, kesehatan manusia. Ceritanya kira-kira begini. Di Eropa, suatu ketika di rumah penitipan yatim piatu, dokter dan perawat sangat heran karena dalam beberapa bulan ini semua bayi yang ada di dalam ruangan itu sering menangis sepanjang malam, kecuali seorang bayi.

Tidak hanya bayi yang satu itu, tetapi setiap bayi yang ada dalam tempat tidur yang sama, jadi, walaupun bayi itu berganti, bayi yang ada dalam tempat tidur yang sama, tetap tidak menangis, tidak seperti bayi-bayi lainnya. Melihat hal itu, sang dokter berusaha mencari kemungkinan apa penyebabnya.

Tidak berapa lama kemudian, diketahui bahwa setiap pagi hari seorang perempuan yang menjaga kebersihan ruangan, sebelum masuk ke ruangan, yang pertama kali dia lakukan adalah mengambil, menimang, memeluk bayi yang ada dalam tempat tidur bayi yang sama. Bayi yang membuat dokter dan perawatnya heran, dan ingin tahu mengapa setiap bayi yang ada di dalam tempat tidur itu, selalu tidur nyenyak sepanjang malam. "Hmm.. baru Saya mengerti, mengapa bayi yang ada di sana", bisik dokter yang merawatnya.

Seperti bayi di atas, karena sentuhan, pelukan, hubungan yang didapatkannya dari orang lain membuat dia lebih tenang,  bisa tidur lebih nyenyak. Kita sebagai manusia pada dasarnya juga begitu. Manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia perlu orang lain. Mulai dari saat kelahiran saja, manusia itu membutuhkan orang lain di sekitarnya. Semakin tua seseorang, keberadaan, hubungan-hubungan itu semakin dibutuhkan. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa hidup memyendiri, terisolasi secara sosial, sama buruk efek nya dibandingkan kebiasaan merokok, makanan tidak sehat, obesitas.

Penelitian pada suku-suku yang terkenal dengan banyaknya jumlah penduduknya yang berusia di atas 100 tahun, atau dikenal dengan istilah centenarian seperti suku Hunza di Pakistan, Okinawa di Jepang, Vilcabamba di pegunungan  equador, dan Abkhasia di kaukasus, hubungan, ikatan sosial yang kuat, tidak hanya dalam keluarga besar, tetapi juga dengan tetangga dan masyarakat luas merupakan ciri khas kehidupan mereka.

Di Abkhasia misalnya, kesejahteraan seseorang bukan dinilai dari banyaknya uang yang mereka miliki, tetapi dari jumlah dan kualitas hubungan sosial yang mereka jaga. Kesuksesan seseorang tidak terletak pada jumlah rekening mereka di bank, tanah atau harta lain yang mereka miliki, tetapi dari banyaknya hubungan, teman, keluarga, dan tamu yang berkunjung dan menginap di Rumah mereka.

Banyak penelitian yang terkait dengan pengaruh hubungan sosial, teman, dukungan kelompok terhadap proses penyembuhan, dan bahkan harapan hidup seseorang. Sudah lebih dari 20 tahun saya sebagai internist, pengalaman di bangsal dalam merawat pasien, menunjukkan pentingnya interaksi sosial ini. Pasien yang sering mendapatkan kunjungan dari temannya, dukungan kuat dari keluarganya, saya lihat proses penyembuhannya lebih cepat, angka pulang paksanya lebih rendah, mereka tidak banyak mengeluh,  dan barangkali angka kematiannya juga lebih kecil.

Penelitian yang dilakukan pada 86 wanita pasien kanker payudara yang sudah mengalami metastase, yang menerima terapi yang sama, tetapi satu kelompok, disamping itu juga mendapatkan dukungan pertemuan grup sekali dalam seminggu.

Ternyata, mereka yang mendapatkan dukungan grup ini mempunyai rata-rata harapan hidup 2 kali lebih lama dari kelompok yang tidak, hanya mendapatkan terapi seperti biasa.  Tidak hanya itu, mereka yang aktif menghadiri pertemuan kelompok juga lebih baik kualitas hidupnya, dan lebih bahagia.

Suatu riset para ahli dari Brigham Young University menunjukkan, mereka yang mempunyai hubungan erat dengan keluarga, teman, dan kelompok kerjanya mempunyai risiko kematian 50 persen lebih kecil dalam periode tertentu dibandingkan dengan kelompok yang hubungannya lebih lemah. Ini artinya anda mempunyai harapan hidup lebih lama.

Lalu, apa sebabnya hubungan sosial yang positif mempunyai pengaruh terhadap kesehatan seseorang, bahkan harapan hidupnya? Jawabannya sangat sederhana sekali. Coba anda berkumpul dengan teman-teman anda. Barangkali sudah puluhan tidak ketemu, kemudian melaksanakan reuni. Apa yang anda rasakan ketika berada di tengah-tengah mereka ? Pasti anda akan banyak ketawa, bercengkrama, senang, gembira, bahagia. Dan, andaikan anda punya masalah, stres waktu itu, stres itu pun akan hilang. Maka, salah satu pengaruh hubungan sosial yang positip adalah membantu anda  mengelola stres.

Hubungan yang baik dengan anak, pasangan anda, keluarga besar, teman, tetangga dan bahkan siapa-pun juga dapat menekan hormon kortisol yang tinggi pada saat Anda stres. Seperti diketahui hormon kortisol ini, yang  dikenal sebagai hormon stress yang membuat jantung anda berdebar cepat, tekanan darah anda naik, keringat dingin bercucuran, otot-otot menjadi tegang, dan anda  bisa tidak tidur sepanjang malam.

Hubungan sosial yang positif juga mempengaruhi gaya hidup, perilaku seseorang. Andaikan anda berhubungan baik dengan seseorang yang sehat, anda juga akan ketularan dengan kebiasaan sehat yang dia lakukan. Anda mungkin termotivasi untuk olahraga, makan yang sehat, tidak merokok  tidak minum alkohol,  tidur lebih nyenyak,  dan sebagainya.

Dukungan positif saat anda jatuh sakit, membantu memberikan obat, menyuapi, mengambilkan air minum, mengupaskan buah-buahan, membimbing ke belakang, memijet kepala, bahu anda yang sakit, pasti mempunyai pengaruh positif terhadap penyembuhan anda. Keberadaan orang lain yang bersahabat, yang penuh kasih sayang di sekitar anda membuat anda lebih percaya diri, berpikir positif, dan bersemangat. Bila anda aktif dalam kelompok senam jantung sehat misalnya, selain anda mendapat manfaat dari aktivitas senam itu, kegiatan lain yang terkait juga akan anda peroleh.

Karena itu, untuk tetap sehat, selain aktivitas olahraga, memilih makanan yang sehat, berhenti  merokok, menjauhi alkohol, hubungan sosial yang erat yang anda jalin juga sangat menentukan. Ini adalah cara baru untuk sehat, kata beberapa penulis. Maka, aktiflah berinteraksi, tidak hanya terbatas dalam keluarga inti anda, tetapi lingkungan di sekitar anda, tempat kerja dan teman-teman Anda. Saya yakin, siapapun yang aktif, sering bersilaturrahim akan lebih sehat.



Baca Selengkapnya ....

Bolehkah Mencabut Uban?

Posted by Unknown Kamis, 05 Desember 2013 0 komentar
MENCABUT UBAN

Bagi banyak orang, rambut di kepala ibarat sebuah mahkota. Ada kebanggan dan rasa percaya diri yang muncul bila memiliki rambut yang indah. Oleh karena itu, tidak jarang upaya menjaga kesehatan dan keelokan rambut menjadi perhatian serius.

Namun, masalah bisa saja terjadi tatkala rambut putih atau uban muncul. Perasaan risih dan kurang nyaman pun menyergap. Umumnya, tindakan yang dilakukan adalah dengan mencabut uban tersebut.

Mitos pun berkembang, ada yang menganjurkan hal tersebut tidak dilakukan. Sebab, mencabut uban dipercaya justru memperbanyak jumlah uban di kepala. Dicabut satu maka akan tumbuh dua. Benarkah demikian?

Pada dasarnya setiap rambut memiliki akar yang disebut folikel rambut. Folikel ini mengandung melanosit yang menghasilkan melanin. Pada saat sel melanosit tak mampu menghasilkan melanin yang berfungsi sebagai pewarna rambut, maka muncul uban.

Ada banyak faktor mengapa uban bisa tumbuh. Umumnya, saat memasuki usia 40 tahun uban akan mucul karena pada masa itu pigmen rambut berhenti memproduksi warna. Sedangkan jika pada usia di bawah 30 tahun sudah memiliki uban, bisa jadi disebabkan faktor genetik atau gaya hidup yang tidak sehat.

"Asupan makanan, pola makan yang tidak teratur, stres, kelembapan, penggunaan zat kimia berlebihan pada rambut akan mempengaruhi pigmen rambut setiap orang," ujar dr. Fanda Ayyu.

Pada sisi lain, uban akan tumbuh folikel demi folikel. Apabila uban dicabut maka akan digantikan oleh rambut baru dari folikel yang sama. Jumlah folikel pun tidak akan bertambah. Dengan begitu, mencabut uban tidak akan membuat rambut di sekitarnya ikut berubah warna.

"Sebagaimana mestinya rambut hitam tumbuh, begitu juga uban. Bila kita mencabut rambut, tentu kekosongan tempat itu akan diisi oleh rambut lain," terang dia.

Kalau pun muncul uban baru, katanya, waktunya tidak akan berselang lama setelah uban lama dicabut. Hal itu disebabkan adanya masalah pada produksi melanin tadi. Kemungkinan, memang sudah ada beberapa uban lain yang akan tumbuh sebelum tindakan mencabut uban dilakukan.

"Bukan berarti kalau uban dicabut lantas jumlahnya berlipat dan makin banyak," papar dokter yang kini bertugas di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto ini.

Jadi, dia menegaskan, mencabut uban tidak dapat menambah jumlah uban di kepala. Namun, lanjutnya langkah tersebut sebaiknya tidak dilakukan karena dapat merusak akar rambut dan sel saraf kulit.

"Karena dia (uban) tidak rontok dengan sendirinya maka akan berdampak pada pertumbuhan rambut," tukas dokter Fanda.

Sumber

Baca Selengkapnya ....

Horeee... UN untuk SD dihapuskan, dan Tidak Ada Lagi Siswa Tinggal Kelas di SD

Posted by Unknown Senin, 02 Desember 2013 1 komentar

Ilustrasi: Sejumlah siswa peserta ujian nasional SD dan sederajat, Senin (6/5/2013), di SD Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Ende 4, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Ujian nasional untuk sekolah dasar, sekolah dasar luar biasa, dan madrasah ibtidaiyah mulai tahun 2014 dihapuskan. Selain itu, mulai tahun depan juga, tidak ada lagi murid sekolah dasar yang tinggal kelas.

Murid yang belum memahami atau menguasai pelajaran tetap boleh naik kelas, tetapi harus mengulang pelajaran yang belum dikuasainya. Bentuk penilaian rapor sekolah dasar juga berubah, tidak lagi berisi angka-angka, tetapi berbentuk deskripsi untuk menilai sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa peserta didik.

Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Ramon Mohandas mengatakan hal itu sebelum Rapat Koordinasi Persiapan Implementasi Kurikulum 2013 dan Ujian Nasional 2014, Minggu (1/12) malam, di Jakarta. "Penilaian di SD tidak ada angka, tetapi narasi," katanya.

Untuk memperkenalkan sistem yang baru, kata Ramon, telah dilakukan pelatihan untuk guru pendamping yang turun ke lapangan. Mereka telah dijelaskan bentuk rapor, cara penilaian, dan pemberian angka. Pelatihan tahun depan mencakup 150.000 sekolah dasar, lebih besar dibandingkan tahun ini yang hanya mencakup 6.000 sekolah dasar.

Kepala Unit Implementasi Kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tjipto Sumadi menambahkan, penilaian narasi dalam rapor harus menggunakan bahasa positif karena usia anak yang masih dalam batasan usia emas. Penilaian narasi juga harus bisa memotivasi anak untuk meningkatkan kemampuannya. "Selama ini jika anak diberi nilai lima atau nilai merah, justru kurang baik dari sisi psikologis anak," kata Tjipto.

Siapkan kisi-kisi

Meski ujian akhir diserahkan ke sekolah, kata Ramon, pemerintah tetap membuat kisi-kisi soal yang diserahkan ke sekolah agar ada standar kualitas soal. Kisi-kisi soal itu terdiri dari 25 persen dibuat pemerintah dan 75 persen dari satuan pendidikan yang berkoordinasi dengan kabupaten/kota serta provinsi.

"Keterlibatan pemerintah dalam membuat kisi-kisi soal jangan dianggap sebagai intervensi pemerintah. Semata-mata hanya agar ada standar kualitas soal, memudahkan sekolah sekaligus meningkatkan mutu sekolah secara bertahap," kata Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud Dadang Sudiyarto.

Kisi-kisi soal itu sesuai dengan mata pelajaran yang akan diujikan, yaitu di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah meliputi mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan IPA. Adapun untuk sekolah dasar luar biasa (SDLB), mata pelajaran yang diujikan adalah Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Ujian sekolah untuk SD/SDLB/MI/Paket A/Ula akan diselenggarakan serentak pada 19-21 Mei.

Tahun lalu ujian nasional sekolah dasar dan sederajat diikuti 4,25 juta siswa di 148.361 sekolah.

Ujian nasional

Ujian nasional untuk SMP dan SMA sederajat masih akan tetap diselenggarakan. Sekretaris Jenderal Kemdikbud Ainun Na'im menjelaskan, ujian nasional tahun depan untuk SMA/MA/SMK sederajat, termasuk Paket C dan Paket C Kejuruan, dilaksanakan 14-16 April 2014. Sementara itu, UN susulan SMA/SMK sederajat pada 22, 23, dan 24 April 2014.

Adapun ujian nasional untuk SMP/MTs/sederajat termasuk SMPLN/Paket B/Usto (sekolah tingkat SMP nonformal di Kemenag) akan diselenggarakan pada 5-8 Mei. Sementara itu, UN susulan bagi SMP sederajat akan diselenggarakan pada 12, 13, 14, dan 16 Mei 2014. "Nilai kelulusannya tetap minimal 5,5," kata Ainun Na'im.

Ahli evaluasi pendidikan Elin Driana mengatakan, ujian nasional untuk semua jenjang pendidikan idealnya dihapus. Kalaupun sekarang masih diselenggarakan ujian nasional untuk SMP dan SMA sederajat, mestinya komposisi kelulusan berdasarkan rapor lebih besar daripada nilai UN. Saat ini untuk kelulusan siswa, komposisi nilai rapor 40 persen, sedangkan ujian nasional 60 persen.

"Sebab, nilai rapor lebih menggambarkan kondisi murid yang sesungguhnya. Guru juga lebih mengetahui kondisi dan kemampuan siswa sehari-hari," kata Elin.

Sumber: kompas.com

Baca Selengkapnya ....

Tiket

Popular Posts

LAYANAN TIKET PESAWAT MURAH support SENI BERBELANJA DI RUMAH - Original design by Bamz | Copyright of Berbagi Berita Terkini.