Agar Arisan Tak Menjadi Ajang Pamer

Posted by Unknown Sabtu, 07 Desember 2013 0 komentar

Agar Arisan Tak Menjadi Ajang Pamer 
Arisan sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak puluhan tahun lalu. Dulu, kegiatan ini umumnya di lakukan di rumah anggota arisan, namun di era modern ini arisan sering dilakukan di mal, restoran, atau bahkan hotel.

Yang membedakan arisan dulu dan sekarang adalah "kehebohan" dandanan para peserta arisan karena umumnya acara arisan memiliki aturan berbusana alias dresscode. Hal itu tidak berlaku di arisan sosialitas saja, bahkan arisan "biasa" yang diikuti ibu-ibu RT pun kini juga mencantumkan dresscode.

Tak heran jika saat arisan para peserta sibuk mempersiapkan diri dan busana yang akan dipakai. Bukan hanya memilih baju dan sepatu yang sesuai, aksesori dan tas pun kalau bisa harus yang branded. Wajar jika kemudian muncul anggapan bahwa arisan menjadi ajang pamer.

Psikolog Sani B.Hermawan, mengatakan, arisan pada dasarnya berangkat dari kebutuhan individu untuk bertemu dengan sesamanya, untuk bersosialisasi. Hanya saja motifnya kemudian berkembang. Ada yang ingin kumpul-kumpul saja, ingin bergosip, pengajian, atau memang jadi ajang pamer.

"Baik buruknya manfaat itu arisan tergantung pada anggota yang ikut arisan dan apa motif dari arisan yang diikuti," ujar Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani ini ketika dihubungi KompasFemale beberapa waktu lalu.

Sani mencontohkan, jika motifnya memang untuk pamer, maka biasanya setiap anggota akan selalu hadir dengan busana atau aksesori terbaru dan kalau bisa bermerek. Bahkan ada yang terpaksa harus membeli barang bermerek yang bekas atau palsu supaya diterima oleh anggota lainnya. Ini berbahaya, karena kalau ketahuan akan dicemooh dan jadi bahan perbincangan.

"Namun, ada juga yang motifnya dari awal memang positif. Seperti ingin memperluas jejaring pertemanan dan sekadar refreshing dan rileks," katanya.

Ia menambahkan, arisan akan menjadi negatif bila motifnya bersifat pribadi. Misalkan, ketika bertemu teman yang lebih kaya dan kemudian merasa paling miskin dan sedih, ini tentunya tidak baik. Atau kemudian menjadi membanding-bandingkan harta yang dimiliki dengan orang lain, ini justru akan membuat seseorang merasa terpuruk.

"Arisan yang baik adalah ketika ikut di dalamnya kita menjadi lebih rileks dan ketika pulang mood menjadi lebih baik," ungkapnya.

Tentang arisan ini, Sani menganjurkan setiap wanita bisa melihat pada karakter dan kepribadian masing-masing sebelum menentukan ikut sebuah arisan atau tidak. Jika merasa cocok dan bernilai positif, kenapa tidak. Begitu juga sebaliknya.

Sumber: kompas.com
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Agar Arisan Tak Menjadi Ajang Pamer
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://sebarberitabaru.blogspot.com/2013/12/agar-arisan-tak-menjadi-ajang-pamer.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Tiket

Popular Posts

LAYANAN TIKET PESAWAT MURAH support SENI BERBELANJA DI RUMAH - Original design by Bamz | Copyright of Berbagi Berita Terkini.