Indahnya Kebersamaan, Foto Persahabatan Dua Wanita Yang Sama-Sama 'Berhijab' Tapi Beda Keyakinan

Posted by Unknown Kamis, 23 Januari 2014 0 komentar

Indahnya Kebersamaan, Foto Persahabatan Dua Wanita Yang Sama-Sama 'Berhijab' Tapi Beda Keyakinan

Sedang ramai dibicarakan di sebuah sosial media, Path, foto dua wanita berbeda keyakinan yang sedang bergandengan tangan menyeberang jalan bersama.

Saat ini belum diketahui siapa yang awal mulanya memposting foto ini, karena begitu diposting ia langsung menyebar viral dan dire-path oleh banyak orang.

Dari foto itu diceritakan, 8 Januari lalu di sebuah jalan di kota Jogja, seorang wanita muslim berhijab sedang bergandengan tangan dengan seorang suster biarawati. Sama-sama 'berhijab' dan menutup bagian tubuh sesuai ajaran dan keyakinan masing-masing. Rasanya begitu damai dan membahagiakan ketika melihat foto tersebut.


Sedang ramai dibicarakan di Path.com
Sedang ramai dibicarakan di Path.com
 

Bayangkan saja apabila semua wanita di dunia memiliki persahabatan seindah ini. Dunia akan menjadi lebih damai dan membahagiakan bukan.

Foto ini adalah sebuah pelajaran penting yang mengajarkan kita soal perdamaian dengan cara yang sangat sederhana. Bukan sesuatu yang besar dan banyak mengandung kata-kata, tetapi maknanya benar-benar bisa dipahami dan apabila dipraktekkan maka akan menciptakan sebuah hasil yang mengagumkan di kehidupan nyata.

Sumber: Vemale.com 


Baca Selengkapnya ....

Awas, Kartu ATM Anda Bisa Tak Berfungsi

Posted by Unknown 0 komentar

Awas, Kartu ATM Anda Bisa Tak Berfungsi

Siap-siap mengantri lama untuk menarik uang di cabang bank. Sorry, kartu ATM/debet anda bakal tidak bisa terpakai. Antrian panjang di cabang bank bisa jadi kenyataan pada 1 Januari 2016.

Ini akibat perbankan yang tampak ogah-ogahan mempersiapkan migrasi kartu ATM/debit ke teknologi chip. Padahal, regulator sudah memberi titah migrasi ini sejak 13 April 2009 melalui melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.11/11/PBI/2009.

Hampir lima tahun berselang, sebagian besar bank masih dalam proses persiapan alias minim implementasi. Padahal, mengutip data BI per November 2013, ada 82,2 juta kartu ATM/debet yang beredar di masyarakat. Suprajarto, Direktur Pengembangan Jaringan Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan diri terkait aturan BI.

Persiapan BRI adalah mencicil membeli mesin ATM yang mampu mendeteksi kartu chip. "Kendala implementasi kartu debit berteknologi chip ini adalah harganya yang mahal," ujar dia kepada KONTAN. Tak jauh berbeda, Bianto Surodjo, Direktur Ritel Bank Permata, menyatakan pihaknya tengah mengembangkan sistem sekaligus pemilihan vendor pembuat kartu.

"Mesin ATM tidak perlu diganti, hanya komponen saja. Tapi, secara keseluruhan, migrasi ini memang perlu investasi yang tidak kecil," terang Bianto.

Bianto bilang, migrasi kartu chip merupakan sesuatu yang baru di perbankan Indonesia. Sehingga, "Semua bank harus meraba-raba persiapan dan pengembangannya," ujar dia. Lani Darmawan, Direktur Ritel Bank Internasional Indonesia (BII), pihaknya menyiapkan sistem dan telah menyeleksi vendor. "Migrasi ini tentu makan biaya. Proses pengiriman kartu juga butuh upaya," lanjut Lani.

Bank Tabungan Negara (BTN) dan OCBC NISP masih tahap menyeleksi vendor. "Saat ini kami sedang membangun sistem di mesin ATM dan dalam proses pengembangan dengan vendor," ujar Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur OCBC NISP.

Glen Glenardi, Direktur Utama Bukopin berharap bisa memenuhi tenggat waktu. "Proses migrasi ini lambat karena proses dan distribusi kartu memerlukan waktu," ucap.

Rosmaya Hadi, Direktur Eksekutif Departemen Akunting dan Sistem Pembayaran BI mengatakan, tenggat waktu migrasi ke kartu chip tetap per akhir Desember 2015. "BI tidak akan memundurkan jadwal karena sudah memberi cukup waktu sejak tahun 2009. Seluruh bank wajib migrasi," tandas dia.

Sumber: kompas.com


Baca Selengkapnya ....

Bagusan diasuh Ibu atau nenek ?

Posted by Unknown 0 komentar

www.tiket2012.blogspot.com 

Tak perlu khawatir jika pola asuh Anda dan kakek nenek Si Kecil cenderung berbeda. Hal ini justru dapat menjadi stimulasi emosi yang berguna untuk perkembangan buah hati. Masalah perbedaan cara asuh memang lumrah terjadi. Ada kalanya, orangtua yang mencoba mendidik anak untuk disiplin harus berkompromi dengan sikap Sang Nenek yang justru ingin memanjakan cucunya. Atau, bisa juga sebaliknya. Anda memanjakan anak sementara orangtua Anda sangat keras dan disiplin kepada cucunya. Bahkan, tak jarang Anda ditegur karena pola asuh yang dinilainya salah.
Perbedaan pola asuh memang mungkin saja terjadi. Setiap orang memiliki kecenderungan yang berbeda saat memperlakukan cucu atau buah hatinya. Bahkan bukan tak mungkin jika seorang nenek menerapkan pola pengasuhan yang disiplin kepada anaknya, namun justru bersikap sangat memanjakan pada cucunya,.

Hangat & Dekat
Jika ditarik dari sejarah, meski setiap individu memilik cara yang berbeda, namun kecenderungan pola asuh zaman dahulu kental dengan gaya disiplin yang kaku. Dalam artian, anak tidak memiliki banyak pilihan dan hukuman yang diberikan pada setiap kesalahannya seolah dianggap lumrah. Sampai aliran behaviorisme ditemukan dan dipopulerkan di masyarakat, terbentuklah pemikiran bahwa pengasuhan yang baik itu bukan selalu menghukum, melainkan juga memberikan pujian. Jadi lebih ke reward dan punishment .

Penemuan di dunia parenting yang menyebutkan bahwa attachment orangtua dan anak sangat penting. Di atas segala jenis pola asuh, yang terpenting adalah kehangatan, kedekatan, dan rasa sayang antara ibu dan anak, yang disertai dengan batasan-batasan yang jelas. Jika pola attachment orangtua dan anak sudah kuat, Si Kecil tak akan terpengaruh dengan pola asuh yang diberlakukan orang lain kepadanya.

Harus Konsisten
Terkadang, sikap orangtua yang mencampuri cara Anda membesarkan buah hati terasa mengganggu. Anda pun terjebak dalam dilema. Di satu sisi, keakraban Sang Nenek dengan cucunya adalah hal yang begitu Anda harapkan. Di sisi lain, Anda juga khawatir Si Kecil akan bingung dengan perlakuan atau peraturan yang berbeda.

Rasa khawatir semacam ini justru tidak perlu. Perbedaan pola asuh Anda dan orangtua Anda yang diberlakukan pada Si Kecil justru dapat menstimulasi aspek sosial buah hati. Dia akan mendapat pelajaran mengenai cara membedakan perilaku orang dan berperilaku yang pantas pada orang yang berbeda. Maka, itu membantu dia belajar mengenai perkembangan sosial. Hal ini juga akan berguna untuk buah hati di kemudian hari.

Satu hal yang penting dan seringkali dilupakan adalah menjaga konsistensi. Anda harus konsisten pada pola asuh yang telah diberlakukan sehingga dapat menetap di pikiran anak. Jangan sampai hari ini mengizinkan, besok melarang. Jika Anda memberlakukan pola asuh disiplin dengan konsisten, lambat laun anak akan tahu bahwa itu yang diharapkan Anda dan ia akan berusaha mematuhinya. Dan tak masalah jika Anda yang melarang namun Sang Nenek atau Sang Kakek mengizinkan karena akan menguntungkan anak. Ia akan kaya dengan nuansa perbedaan individuala.

Jangan Berjarak
Semakin sering terjadi interaksi antara nenek dan cucu memang memperbesar terjadinya perbedaan pola asuh yang diterima buah hati. Sebagai orangtua, Anda tetap paling berhak menentukan apa yang sebaiknya diterapkan pada Si Kecil. "Maka jika eyang, orangtua, dan anak tinggal dalam satu atap, Anda dan buah hati harus memanfaatkan area privat semaksimal mungkin.

Sebut saja jika buah hati sedang tantrum. Nenek atau kakek bersikeras untuk menggendong buah hati dan mengabulkan keinginannya. Sementara Anda memiliki cara sendiri untuk meredakan tantrumnya. Sebelum orangtua Anda turun tangan, bawa buah hati ke kamar dan ajak ia bicara hingga tangisnya mereda.

Setelah urusan Anda dan buah hati usai, baru keluar dari kamar. Pasalnya, pada siapa pun Anda memercayakan pengasuhan, baik pada eyang atau pada pengasuh, namun tetap saja ibu dan anak membutuhkan waktu khusus untuk menebalkan ikatan tadi. Sementara ketika Anda mulai merasa orangtua terlalu banyak turun tangan dalam menangani Si Kecil, Anda tak perlu menciptakan jarak antara orangtua Anda dan buah hati. Dekati orangtua, bukan justru memberi jarak. Pasalnya, jika Anda dekat dengan orangtua dan orangtua melihat perlakuan Anda yang tegas namun penuh kasih sayang pada buah hati, misalnya, pada akhirnya orangtua akan respek pada Anda dan mempercayakan pola pengasuhan yang Anda terapkan.

Proses membuat orangtua Anda percaya memang membutuhkan waktu dan kesabaran. Namun pada akhirnya, jika pola asuh yang Anda yakini terbukti membawa hasil menyenangkan pada buah hati, orangtua Anda pun akan percaya dan menghargai Anda.

3 Pola Asuh
Tiga jenis pola asuh yang dikategorikan oleh Diana Baumrind, ahli psikologi perkembangan dari New Yorka. Secara umum pola asuh memiliki tiga jenis, yaitu:

1. Otoriter: Tipe pengasuhan ini umumnya bersifat parent center. Jadi, memberi hukuman pada anak lumrah saja karena semua dilakukan atas kehendak orangtua.
2. Permisif: Tipe pengasuhan ini bersifat child center, orangtua cenderung sangat memanjakan anak dan mengikuti apa saja yang diinginkan anaknya.
3. Otoritatif: Tipe pengasuhan yang menyeimbangkan sisi otoriter dan permisif, yaitu tidak melulu menghukum atau memanjakan, namun bisa mengatur dan menghargai dengan disesuaikan pada konteksnya.

Tipe otoritatif dianggap paling ideal karena hubungan orang tua dan anak akan hangat namun anak juga mengenal batasan. Namun, masih sulit untuk menanamkan pola ini pada orangtua. Karena yang banyak terjadi justru otoriter sekalian atau permisif sekalian. Jarang ada yang dapat menyeimbangkan keduanya.

Tantangan Baru
Nina memaparkan sebuah fenomena yang bisa dikatakan baru yaitu bertambahnya orangtua yang justru takut kepada anaknya. "Takut membuat anak sedih, kecewa, atau marah. Akhirnya segala keinginan anak dituruti saja. Itu termasuk pada pola permisif," ujarnya.

Nina juga memaparkan bahwa kini, baik orangtua maupun anak memiliki tantangan baru. "Tantangan itu utamanya dilihat dari dunia yang kian mengglobal. Perkembangan internet dan teknologi tak dapat dibantah sangat memengaruhi perubahan sikap seseorang menjadi lebih menuntut kecepatan dan kemudahan. Akibatnya, seseorang menjadi lebih tidak sabar dalam mencapai tujuan, termasuk dalam pola pengasuhan. Padahal, dalam membentuk sikap yang menetap pada buah hati tentu tidak dapat diraih dengan instan, kan?

Di lain sisi, jika dilihat dari perkembangan kognitif dan emosional anak, tingkatan perkembangan anak zaman dahulu dan sekarang sebenarnya sama saja. Misalnya usia anak belajar berjalan, mulai berbicara, itu dari dulu hingga sekarang, kan, sama. Perkembangan kognitif dan emosional anak memang akan tetap sama, hanya dengan tantangan yang berbeda.

Sumber: tabloidnova

Baca Selengkapnya ....

Benarkah Seks Bisa Bikin Otak Tambah Cerdas?

Posted by Unknown Rabu, 22 Januari 2014 0 komentar

 Benarkah Seks Bisa Bikin Otak Tambah Cerdas?

Seks sering kali menjadi aktivitas paling ditunggu pasangan untuk menjaga keintiman. Bukan hanya soal intimasi, seks menyimpan segudang keuntungan lain, salah satunya membuat Anda tambah cerdas. Penelitian baru kepada tikus menunjukkan, tikus memiliki sel otak yang bertambah setelah berhubungan seks.

Para peneliti asal University of Maryland juga mengatakan, sering melakukan aktivitas seksual dapat meningkatkan kekuatan otak. Kendati demikian, peningkatan kemampuan otak tersebut akan hilang jika berhenti melakukan hubungan seks dalam waktu yang lama.

Sementara itu, studi kedua menunjukkan, seks dapat melawan efek stres di dalam otak, meskipun hanya pada tikus. Meski begitu, sejumlah pakar tidak sepakat dengan hasil temuan tersebut.

Dilansir dari Atlantic, para ahli saraf di Universiy of Texas membantah temuan dari studi sebelumnya. Menurut mereka, menjadi lebih cerdas bukan berarti didapat dari lebih banyak melakukan aktivitas seksual.

"Remaja yang lebih cerdas, faktanya cenderung untuk menunda aktivitas seksual mereka," ujar mereka. Di samping itu, lanjut mereka, untuk menjadi lebih cerdas penambahan sel otak saja mungkin tidak cukup.

Psikolog Tracey Shors mengatakan, butuh kerja keras untuk menjaga penambahan sel otak baru ini tetap hidup. "Olahraga adalah salah satunya, selain konsumsi obat dan seks," ujarnya.

Shors menjelaskan, jika melakukan olahraga otak, seseorang akan lebih mudah menjaga sel yang sudah bertambah. "Melakukan keduanya akan lebih baik, karena memberikan manfaat ganda," pungkasnya.


Sumber : dailymail

Baca Selengkapnya ....

Tips Mix And Match Busana Kerja Tapi Tetap Rapi

Posted by Unknown Selasa, 21 Januari 2014 0 komentar

Tips Mix And Match Busana Kerja Tapi Tetap Rapi

Apakah Anda menggunakan pakaian bebas setiap kali kerja? Well,  memang menyenangkan ya? Namun tantangannya adalah ketika kita perlu mencari pakaian yang tepat untuk ngantor.

Salah menggunakan pakaian bisa-bisa kita kelihatan terlalu santai. Nah, kali ini belajar dari Fashion Blogger Extra Petite yuk? Di mana kita bisa nyontek gaya profesional tapi tetap stylish dari wanita yang satu ini. Nggak perlu khawatir kelihatan kaku, karena Jean dari Extra Petite selalu tampil penuh warna dan dinamis.

Bahan Kain

Anda perlu banyak pakaian yang menggunakan bahan kain. Bahan kain yang tebal, atau bahan kain lentur sangat cocok untuk kehidupan kantor. Misalnya setelan blus dan rok sepan dari bahan kain yang tebal tapi mudah rapi dan nyaman. Atau bahan kain lentur untuk atasan yang biasanya cocok bagi wanita feminin. Anda juga bisa menggunakan bahan celana kain yang membuat Anda kelihatan sangat berwibawa dan modern.


Tips Mix And Match Busana Kerja Tapi Tetap Rapi

Blazer

Salah satu item fashion yang bisa menyelamatkan Anda adalah blazer. Saran dari kami adalah pilih blazer dengan warna netral. Namun, jangan ragu mengoleksi 1-2 blazer dengan warna yang lebih terang.

High Heels

Gunakan high heels dengan warna basic. Ini akan sangat menolong Anda untuk berpenampilan lebih formal. Anda bisa memilih heels yang nyaman, tak harus selalu menggunakan hak yang tinggi.


(c) Extra Petite

Rok Sepan Atau Tulip

Ada dua jenis rok kerja kantor yang kami rekomendasikan. Rok sepan atau tulip. Rok sepan lebih mengatup pada kaki, membuat Anda nampak jenjang dan feminin. Tapi kalau pinggul Anda agak besar, pakailah rok tulip. Rok ini tak terlalu mekar, tapi cukup dinamis untuk Anda yang banyak bergerak.

Gaya Yang Persuasif

Ada beberapa gaya yang persuasif dan biasanya dibutuhkan untuk bertemu dengan klien. Misalnya dengan menggunakan mini dress dari bahan yang agak kaku. Sehingga tetap terlihat rapi setiap saat. Atau gunakan celana skinny dengan paduan blazer. Jenis pakaian seperti ini bisa membuat kepribadian Anda lebih nampak.

Itulah beberapa tips fashion yang bisa kami berikan. Cek galeri kami untuk mendapatkan beberapa rekomendasi gaya fashion formal untuk wanita kantoran.

Sumber: www.vemale.com


Baca Selengkapnya ....

Tiket

Popular Posts

LAYANAN TIKET PESAWAT MURAH support SENI BERBELANJA DI RUMAH - Original design by Bamz | Copyright of Berbagi Berita Terkini.